BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Thursday, October 7, 2010

DUHAI WANITA...

Wahai wanita, maaf… buat wanita yang tidak sempurna menutup auratnya di sekitar Anda. Buat engkau yang memang belum tahu, maka seharusnya engkau tahu. Buat yang memang sengaja menampakkannya, ketahuilah. Kami (kaum lelaki) tidak tahu apa sebenarnya yang engkau inginkan dari itu semua? Agar ingin dilihat? Kami (kaum lelaki) tidak tahu. Tapi engkau juga yang berpacaran, mengapa engkau berboncengan dan auratmu juga masih kelihatan? Apa maksudmu berbuat begitu? Agar ingin dilihat? Kami (kaum lelaki) tidak tahu.


Kami (kaum lelaki) jujur saja, kami malu bercelana pendek sambil berkendaraan motor, apa lagi di muka umum. Sungguh, terlalu banyak aurat yang sudah engkau pertontonkan. Terlalu banyak pelaku yang bergerak bebas di depan mata kami (kaum lelaki). Membuat kami semakin menunduk. Terpenjara oleh aurat-aurat yang begitu kejam engkau pamerkan. Ketahuilah, jika engkau menginginkan kami melihatmu, sungguh memandang aspal itu jauh lebih selamat dari pada mengangkat kepala ini menatap keindahanmu. Engkau memang indah, tapi menjerumuskan. Jika kami memandangmu, maka keringlah air mata takut kami kepada Allah.


Engkau, jangan serta merta menyalahkan kami kaum lelaki. Jika suatu saat engkau berbusana membangkitkan syahwat, bangkitnya birahi lelaki adalah fitrah. Ia ibarat bahan bakar, jika engkau menyalakan api maka terbakarlah. Jika engkau berbusana seksi, maka terjadilah. Kami tahu, dan engkau pun juga tahu. Bahwa zina tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada proses yang sangat halus dan bertahap. Kami kaum lelaki, seperti juga nabi Adam. Bapak kami juga pernah merasa kesepian walau berada di syurga yang penuh kenikmatan. Akhirnya terciptalah Hawa. Kami kaum lelaki, juga seperti nabi Yusuf. Yang tergoda saat digoda ratu yang sangat jelita, Zulaikha.


Maka hadirmu wahai kaum Hawa, sudah membuat hati kami tertarik. Tanpa berdandan pun engkau sudah membuat kami tertarik. Apa lagi, jika engkau berbuat lebih dari itu. Maka busanamu, adalah pintu gerbang yang engkau miliki di istanamu. Jika busanamu mengumbar aurat, maka pintu istanamu telah engkau buka untuk siapa saja. Pada awalnya kami mendekatimu untuk berkenalan, lalu kita berpacaran. Hati berbunga, perasaanpun bangga. Kemana-mana engkau kami bawa, memperlihatkan kepada khalayak bahwa kami punya pacar yang sangat jelita. Busanamu semakin hari semakin menggoda, dengan maksud menjaga agar kekasihmu tidak berpindah ke lain wanita yang lebih jelita.


Tapi engkau salah, busanamu adalah pintumu. Jikalau kami masuk dan mengotori kesucianmu, maka kotorlah sudah. Bagaimana perasaanmu jika kami tinggalkan begitu saja, setelah kami mendapatkan segalanya? Dunia mencibir siapa? Orang-orang akan melihat siapa? Tentulah dirimu wahai wanita. Ya, dunia memang tidak adil. Setelah hilang kesucianmu, seolah habis sudah kekayaan istanamu. Tidak berharga. Penyesalan begitu panjang, rasa pahit yang disimpan begitu dalam, bertahun-tahun, entah sampai kapan hal itu akan sanggup engkau lupakan.


Masihkan engkau suka memamerkan aurat-auratmu? Jangankan orang yang tidak sholat, orang yang sholat pun tergoda. Bahkan seorang ulama, bahkan juga seorang nabi Yusuf pun tergoda! Akan tetapi iman merekalah yang menentukan apakah mereka bisa bertahan ataukah tergelincir. Engkau adalah ujian terberat bagi kaum lelaki. Sekarang kami hendak mengajak engkau berfikir, berapakah jumlah laki-laki yang beriman sekuat nabi Yusuf yang ada di muka bumi ini? Oh, masih terlalu luas. Begini saja, berapakah jumlah laki-laki yang beriman sekuat nabi Yusuf yang ada di sekolahmu, di kampusmu, atau di sekitarmu?


Jika engkau masih suka mempamerkan auratmu, ketahuilah. Kami jujur kepadamu, kami memang tertarik, kami tergoda. Tapi setelah tua, setelah kecantikanmu menua, kami akan tertarik pada yang lebih muda, yang lebih jelita. Maaf, kecuali bagi lelaki yang beriman dan bertaqwa. Ia tidak butuh semua perhiasan fisik dan kecantikan wajahmu, dia hanya butuh wanita yang memiliki kecantikan jiwa. Karena jiwa yang akan terbang ke syurga, sedangkan raga hanya berakhir di dalam tanah.


Terakhir kami ingin mengatakan, syetan selalu berada di pihak yang ketiga. Musuh kita yang satu ini tidak kelihatan, tapi bisikannya bisa menjerumuskan. Maka buatlah para syetan itu menggigit jari mereka sendiri karena busana ketaqwaan yang engkau kenakan. Sumbatlah mulut-mulut syetan itu dengan kesibukanmu mempercantik jiwa dengan agama. Buatlah pekerjaan para syetan itu sia-sia, dengan menyimpan segala kecantikanmu untuk yang halal bagimu. Karena yang halal itu berpahala, karena yang halal itu menghapus dosa, dan yang halal itu menghantarkan ke syurga.

0 ulasan: