BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Saturday, February 8, 2014

"Erti hidup daripada Yang Memberi.."



Jika engkau memandang segalanya dari Allah, 

yang menimpakan ujian, 

yang menjadikan sakit mu, 

yang membuatkan keinginan mu terhalang, 

serta menyusahkan hidup mu, 

pasti Dia akan damaikan hati mu kerana masakan Allah sengaja mentakdirkan segalanya untuk sesuatu yang sia-sia. 

Bukan Allah tidak tahu deritanya hidup mu, retaknya hati mu, 

tetapi itulah yang Dia mahu kerana Dia tahu hati yang sebeginilah yang selalunya lebih lunak dan mudah untuk dekat dan akrab dengan-Nya. 

Ya Allah, jadikanlah aku penyabar dan bersabar dengan setiap dugaan Mu.... 

Ya Allah, bantulah aku untuk mengingati-Mu... bersyukur kepada-Mu dan beribadat dengan baik kepada-Mu...amin ya Rabbal-'alamin...

- Belajar untuk Redha -

Thursday, May 2, 2013

"Sekiranya kamu mahu dihargai, belajarlah terlebih dahulu untuk menghargai."




Sahabat sekalian, 

Dalam dunia ni ada 2 perkara yang senang tetapi hakikatnya ramai yang susah untuk lakukan meskipun hanya sebaris kata. Namun, apabila telah dilakukan automatik jiwa akan terasa tenang dan nikmatnya...subhanallah sungguh tak terkata. Nak tahu tak apa 2 perkara tersebut??? 2 perkara tersebut ialah ungkapan "meminta maaf" dan "terima kasih". Mudah kan??? =) Walaupun mudah, tapi kenapa susah sangat kita nak sebut, kita nak buat??? Hanya 1 sebab iaitu ego! Dek kerana perasaan ego yang sering menghantui diri, kita menjadi susah sangat nak minta maaf walaupun sebenarnya kita bersalah dan kita seringkali lupa untuk berterima kasih di atas nikmat pertolongan atau bantuan yang telah kita peroleh daripada seseorang. 

Contohnya, apabila kita telah membebankan orang bawahan kita dengan tugasan atau sahabat kita dengan meminta bantuannya untuk menyiapkan assignment, agak2 apa yang dia mahukan sebagai balasan...? Tekaan saya, mereka tak mahukan apa2 selain rasa dihargai. Dihargai yang bagaimana??  Belanja makan? Beri duit? Tidak...sebenarnya cukup  dengan sebaris ungkapan : 

"Saya minta maaf sebab terpaksa susahkan awak" atau "Terima kasih sebab  bantu saya" dan sebagainya.

Hanya dengan ungkapan2 sebegini sebenarnya sudah cukup untuk menggembirakan hati sahabat kita dan membuatkan mereka rasa dihargai. Cuba anda bayangkan, sudahlah kita tidak menyumbangkan tenaga, tiba-tiba kita dapat markah yang sama. Agak2 anda, ada tak keberkatan di situ?? Renung2kan.. ;) Tambahan lagi kalau sahabat tersebut terasa hati dengan kita.. Cuba fikirkan!!!! 

Saya nak tanya, pernah tak anda rasa seperti tak dihargai???

Rasanya pedih dan sangat menyakitkan.. Betul tak??? ='( Kadangkala kita rasa seperti diri ini tak bermakna. Sedih sangat bila segala usaha kita, langsung tak dipandang apatah lagi untuk dinilai. Kita dah sehabis daya untuk menghulurkan bantuan, penyudahnya kita pula yang dikecewakan.. Bila dah jadi begitu, barulah kita sedar betapa kita dah bazirkan masa, tenaga dan segala rasa prihatin kita terhadapnya. Malahan, bila terasa diri ini tak dihargai, rasa macam nak maki hamun je kan???? Jangan2.. Tak elok... Istighfar2.. Astaghfirullahal a'zim... Sebagai seorang Muslim, kita kena ingat bahawa "Allah tidak akan menguji hambaNya dengan ujian yang melebihi batasan kemampuan hambaNya.".. Anggap itu sebagai tarbiyah daripada Allah SWT dan mudah-mudahan kita dijauhi daripada sifat2 mazmumah.. Nauzubillahi min zalikh.. 

Allah SWT telah berfirman yang bermaksud :

"Tetaplah orang-orang yang sabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) demikian termasuk hal-hal yang diutamakan." 
[As-Syuraa : 43]

Rasulullah SAW juga telah bersabda yang bermaksud : 

"Bukanlah termasuk golongan kami siapa sahaja yang tidak menghormati orang yag lebih tua, menyayangi yang lebih muda dan mengenal hak orang 'alim kita." 
[HR Ahmad dan Hakim]

Sahabat, 

Jangan pula kita asyik memikirkan diri ini tidak dihargai sahaja, cuba re-check diri kita. Adakah kita ni jenis yang tahu menghargai???? (>_<) Nak tahu tak sifat2 orang yang tak tahu menghargai?? =)

1. Tak pernah ucap terima kasih 
2. Tak pernah berpuas hati dengan hasil kerja orang lain
3. Tak percayakan orang lain
4. Suka bangga diri
5. Riak, rasa diri hebat berbanding orang lain
6. Suka marah orang lain walaupun individu itu tak bersalah
7. Meletakkan kesalahan di bahu orang lain
8. Suka mendapat pujian atas usaha orang lain
9. Suka mencari kesalahan orang lain
10. Sukar terima pendapat dan pandangan orang lain

p/s : Jika ada, "reset" diri kita sahabat.. (T_T)

Akhir kata, belajarlah untuk menghargai orang lain kerana menghargai adalah salah satu daripada sifat mahmudah yang seringkali kita lupakan. Dengan menghargai, tautan ukhwah akan semakin erat. InsyaAllah.. =') 

Ingin saya memetik quote yang indah dan boleh dijadikan pedoman.. 

"Sekiranya kamu mahu dihargai, belajarlah terlebih dahulu untuk menghargai." 

Sekian, semoga perkongsian ini dapat memberikan manfaat buat sahabat2 yang disayangi.. Segala yang baik datangnya dari Allah SWT dan yang buruk lagi hina hanyalah dari diri ini.. Wallahua'lam.. (^_^)


Thursday, October 7, 2010

DUHAI WANITA...

Wahai wanita, maaf… buat wanita yang tidak sempurna menutup auratnya di sekitar Anda. Buat engkau yang memang belum tahu, maka seharusnya engkau tahu. Buat yang memang sengaja menampakkannya, ketahuilah. Kami (kaum lelaki) tidak tahu apa sebenarnya yang engkau inginkan dari itu semua? Agar ingin dilihat? Kami (kaum lelaki) tidak tahu. Tapi engkau juga yang berpacaran, mengapa engkau berboncengan dan auratmu juga masih kelihatan? Apa maksudmu berbuat begitu? Agar ingin dilihat? Kami (kaum lelaki) tidak tahu.


Kami (kaum lelaki) jujur saja, kami malu bercelana pendek sambil berkendaraan motor, apa lagi di muka umum. Sungguh, terlalu banyak aurat yang sudah engkau pertontonkan. Terlalu banyak pelaku yang bergerak bebas di depan mata kami (kaum lelaki). Membuat kami semakin menunduk. Terpenjara oleh aurat-aurat yang begitu kejam engkau pamerkan. Ketahuilah, jika engkau menginginkan kami melihatmu, sungguh memandang aspal itu jauh lebih selamat dari pada mengangkat kepala ini menatap keindahanmu. Engkau memang indah, tapi menjerumuskan. Jika kami memandangmu, maka keringlah air mata takut kami kepada Allah.


Engkau, jangan serta merta menyalahkan kami kaum lelaki. Jika suatu saat engkau berbusana membangkitkan syahwat, bangkitnya birahi lelaki adalah fitrah. Ia ibarat bahan bakar, jika engkau menyalakan api maka terbakarlah. Jika engkau berbusana seksi, maka terjadilah. Kami tahu, dan engkau pun juga tahu. Bahwa zina tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada proses yang sangat halus dan bertahap. Kami kaum lelaki, seperti juga nabi Adam. Bapak kami juga pernah merasa kesepian walau berada di syurga yang penuh kenikmatan. Akhirnya terciptalah Hawa. Kami kaum lelaki, juga seperti nabi Yusuf. Yang tergoda saat digoda ratu yang sangat jelita, Zulaikha.


Maka hadirmu wahai kaum Hawa, sudah membuat hati kami tertarik. Tanpa berdandan pun engkau sudah membuat kami tertarik. Apa lagi, jika engkau berbuat lebih dari itu. Maka busanamu, adalah pintu gerbang yang engkau miliki di istanamu. Jika busanamu mengumbar aurat, maka pintu istanamu telah engkau buka untuk siapa saja. Pada awalnya kami mendekatimu untuk berkenalan, lalu kita berpacaran. Hati berbunga, perasaanpun bangga. Kemana-mana engkau kami bawa, memperlihatkan kepada khalayak bahwa kami punya pacar yang sangat jelita. Busanamu semakin hari semakin menggoda, dengan maksud menjaga agar kekasihmu tidak berpindah ke lain wanita yang lebih jelita.


Tapi engkau salah, busanamu adalah pintumu. Jikalau kami masuk dan mengotori kesucianmu, maka kotorlah sudah. Bagaimana perasaanmu jika kami tinggalkan begitu saja, setelah kami mendapatkan segalanya? Dunia mencibir siapa? Orang-orang akan melihat siapa? Tentulah dirimu wahai wanita. Ya, dunia memang tidak adil. Setelah hilang kesucianmu, seolah habis sudah kekayaan istanamu. Tidak berharga. Penyesalan begitu panjang, rasa pahit yang disimpan begitu dalam, bertahun-tahun, entah sampai kapan hal itu akan sanggup engkau lupakan.


Masihkan engkau suka memamerkan aurat-auratmu? Jangankan orang yang tidak sholat, orang yang sholat pun tergoda. Bahkan seorang ulama, bahkan juga seorang nabi Yusuf pun tergoda! Akan tetapi iman merekalah yang menentukan apakah mereka bisa bertahan ataukah tergelincir. Engkau adalah ujian terberat bagi kaum lelaki. Sekarang kami hendak mengajak engkau berfikir, berapakah jumlah laki-laki yang beriman sekuat nabi Yusuf yang ada di muka bumi ini? Oh, masih terlalu luas. Begini saja, berapakah jumlah laki-laki yang beriman sekuat nabi Yusuf yang ada di sekolahmu, di kampusmu, atau di sekitarmu?


Jika engkau masih suka mempamerkan auratmu, ketahuilah. Kami jujur kepadamu, kami memang tertarik, kami tergoda. Tapi setelah tua, setelah kecantikanmu menua, kami akan tertarik pada yang lebih muda, yang lebih jelita. Maaf, kecuali bagi lelaki yang beriman dan bertaqwa. Ia tidak butuh semua perhiasan fisik dan kecantikan wajahmu, dia hanya butuh wanita yang memiliki kecantikan jiwa. Karena jiwa yang akan terbang ke syurga, sedangkan raga hanya berakhir di dalam tanah.


Terakhir kami ingin mengatakan, syetan selalu berada di pihak yang ketiga. Musuh kita yang satu ini tidak kelihatan, tapi bisikannya bisa menjerumuskan. Maka buatlah para syetan itu menggigit jari mereka sendiri karena busana ketaqwaan yang engkau kenakan. Sumbatlah mulut-mulut syetan itu dengan kesibukanmu mempercantik jiwa dengan agama. Buatlah pekerjaan para syetan itu sia-sia, dengan menyimpan segala kecantikanmu untuk yang halal bagimu. Karena yang halal itu berpahala, karena yang halal itu menghapus dosa, dan yang halal itu menghantarkan ke syurga.